Minggu, 26 Desember 2010

Wisata Bencana Lereng Merapi

12927987151707501989

















"Pedih mas rasanya,” Fuad, seorang penduduk dusun Jambon, desa Kepuharjo,
 mencoba menggambarkan bagaimana isi hatinya kepada saya. Matanya
 menerawang, memerah dan tampak berkaca-kaca lalu ia melanjutkan ceritanya.
12928008831193243636
“Rumah saya sudah rata dengan tanah. Lokasinya di sana dekat yang ada putih
putihnya,” ujarnya, dengan menunjuk ke salah satu bagian di hamparan pasir
yangkini nampak kosong dan susah dikenali. Pengunjung yang baru pertama kali
melihatdaerah ini mungkin saja tak menduga, dulunya tempat ini adalah
perkampungan penduduk. Menurut Fuad di sekitar sini dulu berdiri rumah-rumah
penduduk yang sudah bagus dan sudah dilengkapi dengan infrastruktur mulai
dari jalan yang sudah diaspal dan air. Ketika saya menyusuri lokasi ini memang
saya jumpai jalan aspal yang tertimbun pasir dan batu-batu.
1292800449623545406
Kini Fuad harus memulai semuanya dari nol. Tak ada lagi rumah beserta isinya,
bahkan 3 ekor lembu yang dulu menjadi harta teramat bernilai juga sudah tewas
tersapu awan panas.3 ekor lembu milik Fuad sebenarnya sudah di tempatkan
dilokasi yang menurut perkiraanya aman. Ada ratusan lembu milik kelompok
dijadikan satu di kandang yang lokasinya di sebelah Barat jalan. Ratusan ternak
tersebut semuanya tak bisa diselamatkan.
Sisa-sisa penampungan ternak tersebut masih bisa dilihat dan hingga kini masih
menyisakan bau yang tidak sedap.
Meskipun tempat tinggalnya sudah hilang tak berbebekas ia masih enggan
meninggalkan tanah tempat tinggalnya. Ia menolak opsi untuk bertransimigrasi.
Sehari hari Fuad bersama warga dusun Jambon lainya tinggal di stadion
Maguwoharjo. Hari ini sebenarnya ia sudah berniat untuk membersihkan lokasi
bekas rumahnya. Ia sudah membawa cangkul dan sabit. Bahkan ia sempat
menyambangi bekas tanah ladangnya dan mencabut jahe, hanya sebagai bukti
kepada istrinya.
Dengan menggunakan sepeda ia kembali. Namun ketika sampai disini timbul
rasa malas entah kenapa.

Berkunjung ke Obyek Wisata Bencana
1292800492764090616





































Sejak status Merapi sudah diturunkan, memang banyak masyarakat datang ke
lokasi yang porak-poranda akibat erupsi. Tak hanya penduduk asli sana saja,
namun juga masyarakat umum yang rasal dari Yogya atau luar daerah. Bekas
lokasi bencana ini telah berubah menjadi lokasi wisata bencana. Masyarakat
yang berkunjung bahkan jumlahnya mencapai ribuan terutama di akhir pekan
dan liburan. Mereka dengan menggunakan sepeda motor, mobil dan bahkan
bis datang bersama keluarga untuk sekedar melihat dan ada pula yang
mengambil gambar dengan kamera mereka.














Bahkan kedatangan masyarakat umum tersebut kini menjadi rezeki tersendiri
bagi penduduk. Dengan dikordinir oleh Pemerintah desa pengunjung membayar
tiket masuk per orang Rp.5000,- dan parkir Rp.2000,- untuk kendaraan bermotor.
Hasil pendapatan tersebut nantinya bakal dikembalikan ke desa dan disalurkan ke 
masyarakat setempat dengan mekanisme tertentu. Tak hanya itu saja nampak
beberapa orang yang menggelar dagangan mulai dari minuman, makanan 
ringan, film erupsi merapi, foto hingga kaos sebagai kenang-kenangan bergambar 
Mbah Maridjan sang juru Kunci Merapi yang turut menjadi korban ketika erupsi
24 Oktober 2010.


12928086961504709477
















Bahkan kedatangan masyarakat umum tersebut kini menjadi rezeki tersendiri
bagi penduduk. Dengan dikordinir oleh Pemerintah desa pengunjung membayar
tiket masuk per orang Rp.5000,- dan parkir Rp.2000,- untuk kendaraan bermotor.
Hasil pendapatan tersebut nantinya bakal dikembalikan ke desa dan disalurkan
ke masyarakat setempat dengan mekanisme tertentu. Tak hanya itu saja nampak
beberapa orang yang menggelar dagangan mulai dari minuman, makanan 
ringan, film erupsi merapi, foto hingga kaos sebagai kenang-kenangan bergambar
Mbah Maridjan sang juru Kunci Merapi yang turut menjadi korban ketika erupsi
24 Oktober 2010.
Ada banyak hal yang bisa disaksikan di lokasi bekas erupsi Merapi. Pengunjung
bisa melihat dengan jelas puncak Merapi jika cuaca tengah cerah, saksi bisu
korban merapi berupa reruntuhan bangunan, jurang puluhan meter yang kini
sudah dipenuhi oleh materia vulkanis  dan kendaraan bermotor yang hanya tinggal
kerangka.

Bagi masyarakat yang ingin berkunjung ke lokasi bencana bisa menuju desa
Kepuharjo melalui jalur Jalan Kaliurang lewat rumah Makan Morolejar atau lewat
Cangkringan.

Jika ingin melihat dengan nyaman dan menghindari macet sebaiknya berkunjung
sepagi mungkin dan menghindari saat-saat hujan karena sewaktu-waktu bencana
banjir lahar dingin masih mengancam.

Cerita dari Lereng Merapi, 26 Desember 2010

Tidak ada komentar:

Posting Komentar